Salah satu falsafah terpenting SH
Terate adalah Memayu Hayuning Bawono. Namun masih banyak di
antara kita (warga SH Terate) yang belum mengetahui makna dari kata-kata itu. Artinya
tidak jauh berbeda dengan rahmatan lil 'alamin.
Terlepas mirip atau tidak, namun kata-kata itu berasal dari
bahasa Jawa, yang mana tidak semua warga SH Terate adalah orang Jawa. Bahkan
yang orang Jawa sekalipun belum tentu paham.
Mengacu pada inti sari buku Memayu Hayuning Bawono yang
di tulis oleh DR. Budya Pradipta yang pernah juga disampaikan di Global Summit
(Pertemuan Puncak Dunia) sebagai agenda for Action bagi United Religions
Inisiative, kata Memayu berasal dari kata hayu (cantik,
indah atau selamat) dengan mendapat awalan ma menjadi mamayu
(mempercantik, memperindah atau meningkatkan keselamatan) yang
diucapkan sering-sering sebagai memayu.
Kata Hayuning berasal dari kata hayu
dengan mendapatkan kata ganti kepunyaan ning (nya) yg berarti
cantiknya indahnya atau selamatnya (keselamatannya) terjemahan bebasnya dari memayu
hayuning: mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan.
Kata Bawono berarti dunia dalam pengertian
dunia batin, jiwa atau rohani. Sedangkan untuk pengertian lahiriah ragawi, atau
jasmaniahnya dipergunakan kata buwono yang berati dunia dalam
arti fisik. Bawono terdiri dari tiga macam arti dan makna yaitu:
- Bawono Alit (kecil) yg bermakna pribadi dan
keluarga
- Bawono Agung (besar) yg berati masyarakat,
bangsa, negara dan international (global)
- Bawono Langgeng (abadi) adalah alam akhirat
Secara keseluruhan terjemahan bebas dari Memayu
Hayuning Bawono adalah mengusahakan (mengupayakan) Keselamatan,
Kebahagiaan, dan Kesejahterann Hidup di Dunia.
Sementara
ada juga pihak yang menterjemahkan pengertian Memayu Hayuning Bawana ini
menegaskan bahwa segenap tubuh manusia (kita) di dalam jiwa dan tubuh
jasmaninya saling berhubungan dan berkaitan secara seimbang dengan energi alam
semesta yang membawa energi hawa dengan nafsu yang ada di jiwa kita, yang
keduanya tidak bisa dipisahkan